REAKSI
SUBSTITUSI NUKLEOFILIK
Senyawa organik terlibat dalam tiap
segi kehidupan, dan banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada
diantaranya yang berwujud bahan makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik,
dan berbagai jenis plastik. Bahkan dalam tubuh pun banyak terdapat sejumlah senyawa
organik dengan fungsi yang beragam pula.Senyawa organik hanya mewakili satu
jenis senyawa kimia, yaitu yangmengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia
organik barangkali lebih baik didefinisikan sebagai kimia senyawa yang
mengandung karbon. Meskipun penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta
menunjukkan bahwa senyawa yang mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat
di muka bumi ini. Fakta ini adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk
ikatan dengan atom karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan
atom karbon membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai
susunan atom dapat terjadi.
I. REAKSI SUBSTITUSI
Reaksi substitusi atau disebut
reaksi pertukaran gugus fungsi terjadi saat atom atau gugus atom dari suatu
senyawa karbon digantikan oleh atom atau gugus atom lain dari senyawa yang
lain. Secara umum mekanismenya:
Atom karbon ujung suatu alkil halida
mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini bisa rentan terhadap (susceptible;
mudah diserang oleh) serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai
sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dalam suatu reaksi
substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leaving group) suatu
istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan
suatu atom karbon. Ion Halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion
ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan
gugus pergi yang baik. Spesi (spesies) yang menyerang suatu alkil halida dalam
suatu reaksi substitusi disebut nukleofil (nucleophile, “pecinta nukleus”),
sering dilambangkan dengan Nu-. Umumnya, sebuah nukleofil ialah spesi apa saja
yang tertarik ke suatu pusat positif ; jadi sebuah nukleofil adalah suatu basa
Lewis. Kebanyakan nukleofil adalah anion, namun beberapa molekul polar yang netral,
seperti H2O, CH3OH dan CH3NH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil. Molekul netral ini
memiliki pasangan elektron menyendiri, yang dapat digunakan untuk
membentuk ikatan sigma.
Lawan nukleofil ialah elektrofil
(“pecinta elektron”) sering dilambangkan dengan E+. Suatu elektrofil ialah
spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat negatif, jadi suatu elektrofil
ialah suatu asam Lewis seperti H+ atau ZnCl2.
Reaksi substitusi ini dibagi menjadi
SN2 (Substitusi, Nukleofilik, Bimolekular) dan SN1 (Substitusi, Nukleofilik,
Unimolekular). Selanjutnya apa berbedaan antara semuanya itu? Pada tabel
dibawah ini akan kita lihat perbedaan dari reaksi-reaksi tersebut.
Reaksi
Substitusi Senyawa Organik
SN2
|
SN1
|
- Reaksi serempak/ serangan dari
belakang
- Bereaksi dengan
nukleofilik (Nu) kuat/basa lewis, ex:
-OH, -OR, -CN
- Bereaksi baik dengan alkil
halida primer dan sekunder, Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut non polar/polar aprotic
|
- proses melalui 2 tahap
- Bereaksi dengan nukleofil
lamah/basa lewis, ex: H2O, ROH
- Bereaksi baik dengan alkil
Tersier > sekunder (lambat),
Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut polar/ polar protic
|
II. REAKSI SUBSTITUSI
NUKLEOFILIK
1. Reaksi Substitusi Nukleofilik
Suatu nukleofil (Z:) menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang
mengikathalogen (X), menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen
yang terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron
bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan baru dengan karbon. Hal ini
memungkinkan gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron yang tadinya
sebagai elektron ikatan. Ada dua persamaan umum yang dapat dituliskan:
Contoh masing-masing reaksi
adalah:
2. Mekanisme Reaksi Substitusi
Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik.
Mereka dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN menunjukkan substitusi
nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian. A. Reaksi SN2
Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Nukleofil menyerang dari belakang
ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan
karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan
membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk
dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi
adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu
kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.
Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
1. Karena nukleofil dan substrat
terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, maka kecepatan reaksi
tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2. Reaksi terjadi dengan pembalikan
(inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan
natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol.Ion hidroksida menyerang dari
belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi, ketiga gugus yang terikat
pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh suatu bidang datar
sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH mempunyai perioritas yang sama
dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol. Jadi reaksi SN2 memberikan
hasil inversi.
3. Jika substrat R-L bereaksi
melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus
metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder
mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini adalah adanya efek
rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil < primer
< sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi pada alkil
halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.
B. Reaksi SN1 Mekanisme SN1 dalah
proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antarakarbon dengan gugus pergi
putus.
Gugus pergi terlepas dengan membawa
pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap
cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk
Pada mekanisme SN1, substitusi
terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari
dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak
melibatkan nukleofil.
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu
reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak
tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah
tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi
adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena
terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon
positif. Karena itu, karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk
planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan
dari belakang. Dan kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi
hasilnya adalah rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air
menghasilkan alkohol rasemik.
Spesies antaranya (intermediate
species) adalah ion karbonium dengan geometrik planar sehingga air mempunyai
peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang) dengan peluang yang sama
menghasilkan adalah campuran rasemik X yang melalui mekanisme SN1 akan
berlangsung cepat-Reaksi
substrat R jika R merupakan struktur tersier, dan lambat jika R adalah struktur
primer. Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan ion karbonium, 3o > 2o
>> 1o.
C. Perbandingan Mekanisme SN1 dan
SN2
Tabel berikut memuat ringkasan
mengenai mekanisme substitusi dan mebandingkannya dengan keadaan-keadaan lain,
seperti keadan pelarut dan struktur nukleofil.
Tabel1: Perbandingan reaksi SN2
dengan SN1
Pada tahap pertama dalam mekanisme
SN1 adalah tahap pembentukan ion, sehingga mekanisme ini dapat berlangsung
lebih baik dalam pelarut polar. Jadi halida sekunder yang dapat bereaksi
melalui kedua mekanisme tersebut, kita dapat mengubah mekanismenya dengan
menyesuaikan kepolaran pelarutnya. Misalnya, mekanisme reaksi halida sekunder
dengan air (membentuk alkohol) dapat diubah dari SN2 menjadi SN1 dengan
mengubah pelarutnya dari 95% aseton-5% air (relatif tidak-polar) menjadi 50%
aseton-50% air (lebih polar, dan pelarut peng-ion yanglebih baik). Kekuatan
nukleofil juga dapat mengubah mekanisme reaksi yang dilalui oleh reaksi oleh
reaksi SN. Jika nukleofilnya kuat maka mekanisme SN2 yang terjadi.
Berikut ini ada beberapa petunjuk
yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu nukleofil adalah kuat atau
lemah.
1. Ion nukleofil bersifat nukleofil.
Anion adalah pemberi elektron yang lebih baik daripada molekul netralnya.
Jadi
2. Unsur yang berada pada
periode bawah dalam tabel periodik cenderung merupakan nukleofil yang lebih
kuat daripada unsur yang berada dalam periode di atasnya yang segolongan.
Jadi
3. Pada periode yang sama, unsur
yang lebih elektronegatif cenderung merupakan nukleofil lebih lemah (karena ia
lebih kuat memegang elektron). Jadi
Karena C dan N N: ,ºberada dalam periode yang sama, tidak mengherankan jika pada
ion -:C yang bereaksi adalah karbon, karena sifat nukleofilnya lebih
kuat.
PERMASALAHAN :
1.
Pada table perbandingan table SN2
dengan SN1, bisakah anda jelaskan mengapa pada SN1 kecepatan sangat dpengaruhi
oleh kepolaran pelarut?
2.
Bagaimana reaksi substitusi nukleofilik senyawa
Aromatik dan senyawa Alifatik
mohon bantuannya teman-teman :)
saya Aulini dari mandiri dengan nim RRA1C114010 disini saya akan mencoba menjawab permasalahan dari saudari mega Reaksi substitusi nukleofilik dapat terjadidalam 2 cara, yaitu reaksi substitusinuleofilik orde pertama (SN1) dan reaksi substitusi nuleofilik orde dua (SN2)•Reaksi substitusi dipengaruhi olehsejumlah faktor seperti struktur substrat,struktur dan reaktifitas nukleofil, sertakonsentrasi nukleofil maupun pelarut.Reaksi SN1 berlangsung dalam dua tahap,pembentukan karbokation yang dilanjutkan olehreaksi antara nukleofil dan karbokation.pada reaksi substitusi nukleofilik alifatik, pendonor elektron memberikan pasangan elektron kepada substrat dan menggunakan pasangan elektron ini untuk membentuk ikatan yang baru sedangkan gugus pergi (nucleofuge) pergi dengan membawa pasangan elektron. Nukleofil Y harus memiliki sepasang pasangan elektron bebas, sehingga semua nukleofil termasuk basa Lewis. Substitusi nukleofilik terjadi ketika reagen yang berperan adalah suatu nukleofil. Nukleofil adalah molekul yang dapat menyumbangkan sepasang elektron membentuk ikatan kimia dalam reaksi.
BalasHapussemoga bisa membantu :-)
Assalamualaikum... saya Rama Aidina Nurfitriana nim. RSA1C114013
BalasHapusdidini saya akan mencoba membantu menjawab permasalhan dri sdri mega bahwa pada reaksi substitusi nukleofilik alifatik, pendonor elektron memberikan pasangan elektron kepada substrat dan menggunakan pasangan elektron ini untuk membentuk ikatan yang baru sedangkan gugus pergi (nucleofuge) pergi dengan membawa pasangan elektron. Nukleofil Y harus memiliki sepasang pasangan elektron bebas, sehingga semua nukleofil termasuk basa Lewis. Substitusi nukleofilik terjadi ketika reagen yang berperan adalah suatu nukleofil. Nukleofil adalah molekul yang dapat menyumbangkan sepasang elektron membentuk ikatan kimia dalam reaksi. Menurut kinetika reaksinya, reaksi substitusi nukleofilik dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Reaksi Substitusi Nukleofilik Unimolekuler (SN1)
Reaksi SN1 terdiri dari dua tahapan reaksi. Tahap pertama melibatkan ionisasi substrat menjadi ion karbonium yang berlangsung lambat dan merupakan tahap penentu laju reaksi. Tahap kedua melibatkan serangan nukleofil secara cepat terhadap ion karbonium.
2. Reaksi Substitusi Nukleofilik Bimolekuler (SN2)
Mekanisme reaksi SN2 terjadi secara serempak, dimana ikatan antara substrat dengan gugus yang akan diganti melemah, sedangkan ikatan antara nukleofil dan substrat mulai terbentuk pada saat yang bersamaan. Semoga membantu .. terimakasih :)
Casino games - JTVhub.com
BalasHapusCasino Games for Android - Download and 목포 출장샵 Install latest version 속초 출장마사지 of Casino - Jtmhub.com 영주 출장샵 - Casino Games 영천 출장안마 - 과천 출장샵 Casino Games, Games, Slots, Video Poker,