DISAKARIDA
Disakarida adalah suatu oligosakarida yang paling banyak
terdapat di alam. Oligosakarida merupakan polimer dengan derajat polimerisasi 2
sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri
dari dua molekul disebut sakarida. Disakarida merupakan kelompok karbohidrat
yang tersusun dari dua unit monosakarida. Unit monosakarida penyusun disakarida
itu dapat berasal dari unit yang sama atau berbeda. Ikatan antara unit
monosakarida dalam pembentukan disakarida disebut ikatan glikosida. Salah satu
contoh reaksi pembentukan disakarida adalah sebagai berikut :
C6H12O6
+ C6H12O6
C12H22O12
+ H2O
(monosakarida)
(disakarida)
Dalam reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air.
Beberapa jenis disakarida yang penting adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa.
A. Laktosa
Laktosa adalah jenis disakarida yang merupakan gabungan dari
dua unit monosakrida yang berbeda yaitu merupakan karbohidrat dari susu mamalia
yang terdiri dari D-galaktosa dan D-glukosa (gambar 2). Dalam disakarida ini,
ikatan glikosidik antara C-1 anomerik dari β-D-galaktosa dan C-4 non-anomerik
dari D-glukosa merupakan β-(1,4).
Sintesis laktosa oleh laktosa sintetase, suatu dimer
heterogenosa, merupakan contoh baru dari modifikasi spesifisitas katalitik oleh
pembentukan dimer, (suatu bentuk perubahan alosterik konformasional). Salah
satu dari dua protomer merupakan suatu enzim (galaktosil transferase) yang
terdapat secara luas dalam jaringan hewan, termasuk grandula mammae selama
kehamilan dan menghasilkan katalis reaksi berikut:
UDP-galaktosa + N-asetilglukosamin
N-asetilaktosamin + UDP
UDP merupakan uridin difospat, yang bertindak sebagai suatu
karier molecular dari karbohidrat pada reaksi enzimatik tertentu. Untuk
produksi susu, protomer kedua dari laktosa sintetase,laktalbumin-α, disintesis
secara spesifik dalam jaringan mammae, dan interaksi protein ini dengan
galaktsil transferase mengubah spesifisitas substrat sehingga enzim dimerik
mengkatalisis sintesis dari laktosa dengan adanya glukosa:
UDP-galatosa +
glukosa
laktosa
+ UDP
Laktalbumin- α hanya terjadi dalam jaringan mammae, dengan
demikian, laktosa adalah unik untuk susu mamalia. Laktosa bersifat reduksi
dengan struktur cincin. Laktosa banyak ditemukan dalam susu yaitu sekitar 40
persennya sehingga laktosa sering disebut dengan gula susu. Laktosa dapat
difermentasi oleh bakteri streptococcus laktis menjadi asam laktat.
Selain itu juga jika lakatosa ini dipanaskan sampai suhu 175 oC akan
berbentuk laktokaramel.
B. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari unit
monosakarida yang berbeda yaitu antara satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa. Antara kedua unitmonosakarida tersebut diikat dengan ikatan α-1, β-2
glikosida. Sukrosa tidak mempunyai sifat reduksi karena sukrosa dibentuk dari
gugus reduksi masing-masing unit monosakrida penyusunnya. Sukrosa banyak
ditemukan dalam tanaman. Sumber yang kaya sukrosa adalah tebu, bit, dan wortel.
Hasil samping pengekstrasi sukrosa baik dari tebu ataupun bit adalah molase.
Molase ini berwarna gelap, cairannya pekat (20 - 30 persen), dan dengan proses
kristalisasi tidak dapat diubah lebih lanjut menjadi sukrosa karena adanya gula
reduksi dan kotoran non gula.
Sukrosa (gula meja) terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, dimana
mereka disintesis dari D-glukosa dan D-fruktosa (gambar 3). Suatu ikatan
glikosidik anatara C-1 anomerik dari α-D-glukosa dan C-2 anomerik dari β-D-
fruktosa menghubungkan kedua monosakarida melalui suatu jembatan oksigen,
menghasilkan suatu ikatan α-(1,2).
C. Maltosa
Maltosa adalah disakarida yang dibentuk dari dua unit
monosakrida yang sama yaitu glukosa. Antar unit glukosa tersebut diikat dengan
ikatan α-1,4 glikosida.
Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam air. Maltosa
jarang ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Maltosa hanya ditemukan dari hasil
degradasi pati oleh enzim atau hasil proses pengekstrasi sukrosa. Pada proses
pembentukan ber dari kecambah barley (sejenis biji-bijian), terjadi proses
degradasi pati menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Maltosa (gambar 4)
dan selobiosa (gambar 5) merupakan dua disakarida yang tidak terdapat secara
alamiah tetapi secara komersial masing-masing merupakan produk degradasi dari
zat tepung dan selulosa. Kedua sakarida memiliki dua residu D-glukosil yang
dihubungkan oleh suatu ikatan 1,4 glukosidik, perbedaan structural
tunggal antara dua disakarida adalah pada ikatan dalam maltose adalah α-(1,4)
dan dalam selobiosa adalah β-(1,4). Perbedaan yang tampaknya kecil ini
bertindak sebagai suatu ilustrasi terkait mengenai derajat spesifikasi tinggi
yang sering ditemukan dalam system biologi. Polimer D-glukosa dalam ikatan
α-(1,4) bertindak sebagai suplai energy yang tersedia dengan mudah untuk
tumbuh-tumbuhan dan hewan, sementara polimer analog dalam ikatan β-(1,4)
merupakan komponen structural dan tidak didegradasi oleh sebagian besar system
kehidupan, yang tidak memiliki kemampuan enzimatik untuk menghidrolisis ikatan
β-(1,4) glikosidik. Ruminansia (pemamah biak), contohnya sapi, menggunakan
selulosa sebagai sumber makanan hanya karena bacteria dalam lambungnya dapat
mencerna polisakarida. Bahkan rayap mengandalkan pada mikroflora dalam ususnya
untuk mendegradasi kayu. Jika bukan untuk kemampuan dari bakteri tertentu dan
jamur untuk menghidrolisis ikatan β-(1,4) yang ditemukan dalam polisakarida
tumbuh-tumbuhan yang mati akan menimbulkan masalah ekologi yang serius.
POLISAKARIDA
Polisakarida
adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak satuan monosakarida
yang dipersatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan
tidak larut dalam air atau hanya membentuk emulsi saja. Hidrolisis lengkap akan
mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa).
Ikatan
antara molekul monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus
alkohol pada atom C ke-4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom
C ke -1 molekul monosakarida dengan yang lain.
Polisakarida dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural. Polisakarida simpanan
berfungsi sebagai materi cadangan yang
ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel.
Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme.
Beberapa
polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang
lainnya berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. Glikogen dan pati merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada
tumbuhan dan manusia sedangkan selulosa merupakan polisakarida strukural yang
berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan glikogen
dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak
dapat dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena
merupakan sumber serat dalam makanan manusia.
B. Jenis-Jenis
Polisakarida
Polisakarida
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida
struktural.Berikut
ini adalah uraian tentang polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.
1.
Polisakarida Simpanan
a. Pati
Pati
adalah polisakarida simpanan dalam tumbuhan. Monomer-monomer glukosa
penyusunnya dihubungkan dengan ikatan α 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa,
yang hanya memiliki rantai lurus. Sedangkan bentuk pati yang lebih kompleks
adalah amilopektin
yang merupakan polimer bercabang dengan ikatan α 1-6 pada titik percabangan.
b. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh hewan.Struktur glikogen
mirip dengan amilopektin, namun memiliki lebih banyak percabangan. Manusia
dan vertebrata
lainnya menyimpan glikogen pada sel hati
dan sel otot.
Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila terjadi peningkatan permintaan gula
dalam tubuh. Hanya saja, energi
yang dihasilkan tidak seberapa sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi dalam jangka lama.
c. Dekstran
Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa rantai α 1-6,
yang memiliki cabang α 1-3 dan beberapa memiliki cabnga α 1-2 atau α 1-4. Plak di permukaan gigi yang
disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran. Dekstran juga telah
diproduksi secara kimia menghasilkan dekstran sintetis.
2.
Polisakarida Struktural
a.
Selulosa
Selulosa
adalah komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan. Selulosa adalah senyawa paling berlimpah di bumi,
yaitu diproduksi hampir 100 miliar
ton per tahun.Ikatan glikosidik selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer
selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta.
b. Kitin
Kitin adalah karbohidrat
penyusun eksoskeletonartropoda
(serangga,
laba-laba,
krustase). Kitin terdiri atas monomer
glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni menyerupai kulit,
namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium karbonat. Kitin juga
ditemukan pada dinding sel cendawan. Kitin telah digunakan untuk membuat benang operasi
yang kuat dan fleksibel dan akan terurai setelah luka atau sayatan sembuh.
C. Polisakarida
Terpenting dalam Ilmu Gizi
Polisakarida
merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida akan
menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa.
Berikut beberapa polisakarida terpenting:
1.
Selulosa
Selulosa
merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung seperti
batang, dahan, daun dari tumbuh-tumbuhan.Selulosa merupakan polimer yang
berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan
polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4%
dalam air menghasilkan D-glukosa.
Dalam
sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan
α-glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan β-glikosida
yang terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa.
Dalam sistem pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki
enzim β-glikosida sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa. Contoh
hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan
kayu sebagai makanan utamanya. Selulosa sering digunakan dalam pembuatan
plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai bahan peledak, campurannya dengan
kamper menghasilkan lapisan film (seluloid).
2.
Pati / Amilum
Pati
terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida.Merupakan polimer dari glukosa.
Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika
dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama,
yaitu amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah
monomernya.
Amilosa
adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-α.
Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa
membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium.Warna ini merupakan uji
untuk mengidentifikasi adanya pati.
Molekul
amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama
mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-α. Tiap molekul
glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'-α.
Hidrolisis
lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim tertentu akan
menghasilkan dextrin dan maltosa.
3.
Glikogen
Glikogen
merupakan polimer glukosa dengan ikatan α (1-6). Polisakarida ini merupakan
cadangan energi pada hewan dan manusia yang disimpan di hati dan otot sebagai
granula. Glikogen serupa dengan amilopektin.
PERMASALAHAN : Gugus apa saja yang menyusun disakarida?